Karhutla Karhutla PT Tesso Indah

Dimas Prayogo: Api dari Kerumutan

Sidang ke 3 – Agenda: Pemeriksaan Saksi

PN Rengat, Senin 23 Maret 2020—Majelis Hakim Darma Indo Damanik, Omori Rotama Sitorus dan Maharani Debora Manullang kembali menggelar sidang pidana Karhutla, terdakwa PT Tesso Indah dan Asisten Kepala Sutrisno. Perusahaan diwakili Direktur Utama Halim Kusuma.

Para terdakwa masih didampingi Penasehat Hukum Patar Pangasihan; Herbet Abraham P dan Oky Faurianza. Penuntut Umum yang hadir dari Kejaksaan Negeri Rengat, Jimmy Manurung dan Febri Erdin Simamora. Mereka datangkan satu orang saksi. Mestinya tujuh orang namun berhalangan.

Dimas Prayogo—Asisten Divisi 1 PT Tesso Indah

Dia mengurusi Agronomi, tanam, panen dan transportasi. Membawahi 30 orang anggota ditambah dua mandor. Areal kerja Dimas sebenarnya di Blok O, M, N dan L seluas 413 hektar. Blok T dan N yang terbakar tidak jadi tanggungjawabnya.

Dimas terima telepon dari Sutrisno, mengabari perihal adanya api. Dia diminta bawa anggota. Sekitar pukul 12.00, Dimas datang bersama 10 anggotanya dengan sepeda motor masing-masing ke lokasi. Ketika itu, api disebut masih di hutan Kerumutan. Regu pemadam lainnya sudah di lokasi dengan dua mesin mini striker dan satu shibaura. Di sana juga ada bantuan dari personil TNI, Polri dan BNPB.

Sekitar pukul 17.30, api menjalar ke Blok T 20, lahan Tesso Indah. Kata Dimas, api melompat dari atas. Mereka sudah sempat buat sekat bakar. Sumber air untuk pemadaman mereka ambil dari kanal yang berbatasan dengan Kerumutan dan blok terbakar. Blok T 20, katanya, ada embung. Dimas bantu pemadaman 3 hari sampai api padam. Pemadaman bergantian dan tanpa henti. Mandor perusahaan datang mengantar konsumsi termasuk buat personil TNI, Polri, BNPB termasuk Masyarakat Peduli Api (MPA) yang membantu.

Selain dibantu personil di luar perusahaan yang menggunakan peralatan masing-masing, pemadaman juga ditambah peralatan dari kebun Tesso Indah di Pasir Ringgit. Berupa satu unit mesin shibaura dan alat satu alat berat hari kedua kebakaran.

Kata Dimas, selain peralatan pemadam kebakaran, digudang penyimpanan juga terdapat sejumlah pelindung badan. Seperti pakaian, helm, kaca mata dan sarung tangun. Namun, tidak semua regu pemadam kebakaran menggunakannnya saat pemadaman dengan alasan, perlengkapan itu menyulitkan gerak dan pekerjaan di lokasi.

Setelah Blok T padam, pada 26 Agustus 2019 api kembali muncul di Blok N. Letak kedua blok sangat jauh. Dimas tak tahu sumber api. Blok N berbatasan dengan Blok M dan O. Blok-blok itu tak terbakar. Regu pemadam kebakaran dan peralatan dari Blok T dikerahkan di sana juga dibantu Personil TNI, Polri, BNPB dan MPA. Api juga menghanguskan areal itu selama tiga hari.

Blok T dan N sama-sama telah ditanami sawit. Namun, Blok T tidak produktif karena jarang dipanen sebab tanamannya tidak teratur. Sebaliknya, Blok N lebih produktif dan lebih sering dirawat. Keseluruhan Blok N yang luasnya 210 hektar dapat meghasilkan 100 ton tiap bulan panen.

Selain sebagai Asisten Divisi 1, Dimas juga bertanggungjawab dalam regu pemadam kebakaran di areal kerjanya. Dia membagi anggotanya dalam regu inti dan regu pendukung pemadam kebakaran. Dari 30 orang bawahannya, hanya 5 yang pernah mengikuti pelatihan dan pendidikan penanggulangan Karhutla. Itu dibuat dibuat Kebun Pasir Ringgit.

Paska kebakaran, Dimas dibari tahu, menarap api Kebun Rantau Bakung yang terbakar masih kurang. Sekarang hanya ada satu. Dia sering naik ke atas. Di situ juga ada teropong. Mestinya Kebun Rantau Bakung tersedia 5 menara api. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian, tiap 500 hektar harus terdapat 1 menara api. Luas kebun Rantau Bakung 2.400 hektar.

Kata Dimas, Sutrisno kerja di Rantau Bakung sejak April 2019 dan masih dalam masa orientasi. Dia disebut sudah berkoordinasi dengan baik. Sutrisno juga ikut bantu pemadaman dari awal hingga selesai. Sebelum kebakaran, perusahaan telah buat sekat kanal, pasang papan larangan dan bahaya bakar lahan.

Sidang dilanjutkan, Senin 30 Maret 2020.#Suryadi

About the author

Nurul Fitria

Menyukai dunia jurnalistik sejak menginjak bangku Sekolah Menengah Atas. Mulai serius mendalami ilmu jurnalistik setelah bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa Bahana Mahasiswa Universitas Riau pada 2011. Sedang belajar dan mengembangkan kemampuan di bidang tulis menulis, riset dan analisis, fotografi, videografi dan desain grafis. Tertarik dengan persoalan budaya, lingkungan, pendidikan, korupsi dan tentunya jurnalistik.

Video Sidang

 

Untuk video sidang lainnya, sila kunjungi channel Youtube Senarai dengan mengklik link berikut Senarai Youtube