Cows, Pigs, Wars and Witches: The Ridlles of Culture”
(SAPI, BABI, PERANG DAN TUKANG SIHIR)
Karya : Marvin Harris
Resensi Oleh Achmad Hidir
Dosen Pascasarjana Sosiologi FISIP Universitas Riau
Bicara tentang teka-teki kebudayaan adalah, suatu hal yang menarik dalam ranah antropologi, utamanya antropologi budaya. Banyak kajian dan ulasan tentang sistem pertanian, perladangan, upacara adat, permainan rakyat bahkan makanan tradisional dalam berbagai budaya memiliki kearifan lokal yang dibentuk oleh masyarakat sebagai salah satu strategi adaptasi mereka.
Anggapan bahwa yang modern itu adalah yang serba barat, serba mekanisasi, berpendidikan dan sejuta persepsi yang dibangun atas dasar etic view—dari orang luar yang mengaku dirinya orang modern (the outsider)— tidak seluruhnya tepat.
Batasan modern dan tradisional itu setipis kulit bawang. Apalagi dalam konteks ke (budaya) an. Sulit sekali mengukur batasan modern dan tradisional itu. Kedua konsep itu bila diucapkan dan dipersepsikan sangat tergantung pada ruang (space), waktu (time) dan siapa yang mengucapkan ? Apakah berasal dari orang dalam (insider) atau orang luar (outsider)?
Para Antropolog yang umumnya berasal dari orang luar, mencoba memahami suatu budaya dari dalam (emic view). Sehingga ia berupaya lebih netral—walaupun tentunya ada pula sisi kelemahannya—mengabstraksikan konteks dan nilai-nilai kebudayaannya untuk diangkat ke ruang publik dan dipelajari lebih luas.
Marvin Harris, adalah Antropolog AS yang lahir 18 Agustus 1927 dan meninggal 25 Oktober 2001 (74 tahun). Alirannya dikenal dengan materialisme budaya berbasis Marxis.
Kita tahu, pandangan Marxis selalu bertumpu pada basis struktur dan suprastruktur sebagai fenomena etik. Prinsip umum yang harus dipegang mengenai materialisme kebudayaan ini adalah, budaya dikembangkan oleh masyarakat berdasarkan materi (benda) yang dimilikinya.
Sangat mirip dengan Antropolog Amerika lainnya, Julian Steward. Materialisme kebudayaan ini berbanding lurus dengan artefak-artefak yang dimiliki suatu masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Kebudayaan berkembang seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia, sebagai bentuk adaptasi yang cosmopolite.
Buku Marvin Harris yang diterbitkan tahun 1974 berjudul Cows, Pigs, Wars and Witches: The Ridlles of Culture, menjelaskan bagaimana materialisme budaya yang dibentuk masyarakat adalah, upaya indigenous people melalui local wisdom nya menyiasati tekanan populasi, geografis dan ancaman lingkungan (environment determinism) sebagai bentuk strategi adaptasi.
Bahasan ini tidak akan lekang oleh waktu dan tidak akan habis dimakan usia karena, strategi adaptasi manusia adalah salah satu bentuk kecerdasan manusia untuk tetap struggle for life sampai akhir zaman.
*Resensi buku ini tanggungjawab penulis seperti yang tertera, tidak menjadi tanggungjawab redaksi Senarai.or.id