Video: Pemeriksaan 4 Saksi
Rabu 17 Mei 2017. Pengadilan Negeri Siak kembali melanjutkan persidangan kasus kebakaran hutan dan lahan PT WSSI dengan terdakwa Thamrin Basri.
Sebelumnya majelis hakim dalam putusan selanya melanjutkan perkara ini ke persidangan. Agenda sidang dengarkan keterangan saksi-saksi, Arizal (Kades Buatan II), Raja Marjohan Yusuf (Direktur PT.WSSI), Azuar Umit (Sekdes Sei. Gemilang) dan Ahmad Indra Gunawan (Sekdes Rantau Panjang ).
Arizal—Kades Buatan II
Sejak 2014, Arizal menjabat sebagai Kepala Kampung Buatan II. Ia menjelaskan awal kejadian kebakaran terjadi 23 Agustus 2015, “Pukul 17.00, Pak RT telpon saya ada kebakaran,” kata Arizal. Keesokan harinya ia baru ke lokasi bersama warga untuk memadamkan, “Lahan yang terbakar 2 sampai dengan 3 ha, saat itu sedang musim kemarau.”
Menurut Arizal kebakaran meluas hingga 60 ha, lokasi kebakaran berbatasan dengan lahan kampung. “Setelah tiga hari terbakar, pihak perusahaan menurunkan anggota membantu pemadaman,” ujar Arizal.
Saat Arizal jabat Kepala Desa, PT WSSI belum pernah melakukan sosialisasi ke masyarakat, namun ia pernah dengar adanya Mou antara PT.WSSI dan Koperasi Buatan Makmur di tahun 2013, pembagiannya 70 perusahaan 30 masyarakat, Arizal tidak mengetahui saat penanda tanda tanganan itu, bibit dan perawatan ditanggung perusahaan, luasnya untuk Buantan II 793 Ha, Tapi kebun plasma belum ditanami sawit.
Arizal mengenal Tahmrin Basri sebagai tokoh masyarakat, “Ia mantan kades dan sebagai tempat minta nasehat dan petunjuk di Koto Gasib,” kata Arizal. Arizal sebelumnya mencabut keterangan di BAP poin 19 mengenai Thamrin Basri yang memimpin Asril dan Muksin melakukan pemadman dari PT WSSI, “Sebagai tokoh masyarakat ia memang dekat dengan pihak perusahaan,” ujar Arizal.
Pada 2015, ia mengatakan ada pertemuan salah satu hotel di Pekanbaru, Hogiarto saat itu menyebutkan bahwa Hermanto Simanjuntak sebagai kepala kebun yang baru, “Kejadiannya sebelum kebakaran.”
Marjohan Yusuf—Direktur PT.WSSI
Ia ditugaskan oleh PT WSSI memimpin kebun secara keseluruhan sejak mei 2016 dengan total keseluruhan areal 5000 ha. Dari 5000 ha itu lahan belum ditanami semua, “Karyawan tidak lebih dari 10 orang, ditambah dengan Pekerja lepas nya jadi 20 orang,” kata Marjohan Yusuf. Ia mengatakan komisaris PT WSSI yaitu pak Walhi, dan Hogiarto sebagai Owner.
Marjohan menjelaskan posisi terdakwa di perusahaan sebagai humas, fungsinya menjembatani perusahaan dan masyarakat. “Tapi saya tidak pernah melihat SK pengangkatan Thmrin Basri,” kata Marjohan. Saat ditanya majelis hakim tentang surat izin perusahaan, Marjohan mengatakan bahwa HGU PT WSSI sedang dalam proses, “PT WSSI memegang izin prinsip.”
Azuar Umit—Sekdes Sei. Gemilang dan Ahmad Indra Gunawan—Sekdes Rantau Panjang
Azuar Umit dan Ahmad Indra Gunawan diperiksa secara bersamaan, keduanya saat itu ditelpon pihak kecamatan untuk menghubungi staf damkar desa untuk membantu pemadaman api, “Staf dari Desa Rantau Panjang turun sementara Desa Sei. Gemilang tidak,” kata Ahmad. Saat kebakaran air yang di gunakan untuk pemadaman tidak mencukupi, “Air dari kolam kecil dan tidak mencukupi.” Azuar menambahkan, selang – selang ditambah untuk mengambil air dari kanal-kanal, pemadaman memakan waktu sebulan, “Sampai mesin pompa air kami jebol,” ucap Ahmad dan Azuar sambil tersenyum.
Di lokasi kebakaran, petugas desa 5 orang, sedangkan menurut mereka lahan yang terbakar 60 ha dan tidak dibantu oleh perusahaan, “Setelah hari ke 3 baru ada bantuan dari perusahan, lahan PT.WSSI sudah di steking tapi belum ditanam,” kata Ahmad. Keduanya juga menyebutkan bahwa Thamrin Basri dianggap sebagai sesepuh dan mantan kades, “Beliau selalu diminta nasehat dalam kegiatran di Kecamatan.”
Sidang dilanjutkan pada, 24 Mei 2017. Agenda pemeriksaan saksi 6 saksi dari penuntut umum. #rctnoval
