Sidang ke-3 – Agenda Pemeriksaan Saksi
PN Pelalawan, Selasa 7 Januari 2020—Direktur Utama Evenezer Halomoan Lingga dan Pjs Staff Manajer Alwi Omri Harahap PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS) kembali disidang bersamaan. Agendanya pemeriksaan 11 saksi dari masyarakat Desa Kuala Panduk, Kecamatan Teluk Meranti.
Minggu lalu, saksi-saksi dari Polres Pelalawan yang dihadirkan penuntut umum menyebut, lokasi awal terbakar dirintis masyarakat. Minggu ini, penuntut umum menghadirkan masyarakat untuk verifikasi keterangan saksi sebelumnya.
Umumnya tak kenal PT SSS maupun Alwi. Masyarakat mengaku merintis lahan. Itu lahan tidur milik desa. Tak ada tanda kebakaran pada lahan yang dirintis. Tak ada patok batas milik perusahaan di lokasi rintisan. Plang pemberitahuan juga tak ada. Karena lahan terendam, pekerjaan tak dilanjutkan. Semuanya pulang kerumah masing-masing sebelum dapat kabar kebakaran.
Berikut keterangan masing-masing masyarakat.
Masrani
Sehari-hari bertani. Tak kenal Alwi. Tahu PT SSS. Sabtu pagi 23 Februari 2019, Masrani berangkat dari rumah hendak merintis lahan kosong di Desa Kuala Panduk. Bersama 10 masyarakat lainnya hendak buka lahan buat persawahan. Sekitar 1 km dari lahan rintisan ada pos keamanan milik PT SSS.
Tak lama menebas dan belum luas dikerjakan, mereka pulang. Lahan tergenang air selutut bahkan sepinggang orang dewasa.
Sekitar pukul 15.30, Tengku Tahar menelpon Masrani. Beritahu ada kebakaran. Tahar tak sebut lokasi dan lahan siapa yang terbakar. Tahar dapat informasi dari Sutarman.
Sejak itu, Masrani hanya sekali melihat lahan yang sempat dirintis. Agustus 2019, ia hendak mencari kerbaunya. Dari jarak 800 meter, ia tak melihat tanda-tanda bekas kebakaran.
Winda Saputra
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Teluk Meranti. Tak kenal Alwi maupun PT SSS. Lahan yang dirintis masyarakat milik desa. Semula masih hutan untuk dijadikan persawahan dan akan dibentuk kelompok tani.
Tengku Said beritahu ada kebakaran sekitar pukul 16.30. Lahan yang dirintis tak terbakar. Waktu itu lihat helikopter melintas padamkan api.
Sutarman
Sehari-hari bertani. Tak kenal Alwi dan baru tahu PT SSS sejak kebakaran. Rumahnya ke lahan sekitar 4 atau 5 km.
Ikut merintis lahan. Pergi mengendarai sepeda motor, bawa parang dan meteran lalu parkir dekat pos keamanan PT SSS. Lanjut jalan kaki sekitar 1 km. Karena banjir, kembali ke rumah sekitar pukul 9.00.
Sorenya, tentara datang ke rumah. Tanya lahan yang terbakar lalu diajak ke PT SSS. Awalnya menolak karena tak ada surat perintah dari desa. Tentara meyakinkannya. Sutarman ditanya lebih kurang satu jam di perusahaan.
Malamnya baru nampak asap agak kemerahan. Sejak itu, ia tak pernah kembali ke lokasi rintisan.
Tengku Said Mochtar
Umurnya 30 tahun. Wiraswasta. Kenal Alwi dan PT SSS. Ke lahan rintisan berlima pakai perahu mesin. Sebagian naik sepeda motor. Rumah ke lokasi sekitar 4 km. Saat melintas tak melihat kepulan asap.
Merintis lahan awalnya buat akses jalan karena penuh semak belukar. Yang ditebas 250 meter lalu diberi pancang. Tak diteruskan lantaran digenangi air sampai sepinggang.
Tahu kebakaran sore setelah ditelpon anak Sutarman. Pada 16 Agustus 2019, bersama Tengku Marjoni mendatangi lokasi rintisan. Tak ada bekas terbakar dan sempat foto lokasi.
Pada 2011 lokasi itu sudah pernah ditebas. Informasi itu dari TengkuTahar, mertuanya.
Tengku Tahar
Usianya 59 tahun. Nelayan. Tak kenal Alwi maupun PT SSS. Ke lokasi naik perahu mesin. Lokasi yang dirintis lahan tidur milik desa. Hendak buat persawahan.
Pada 2011, sempat dikerjakan dua hari dengan empat orang. Tahun lalu hendak dilanjutkan lagi dengan 10 orang. Lokasi sudah menjadi rimba dan tergenang air.
Yang dikerjakan 150 meter ke dalam dan 250 meter ke samping. Diberi patok. Lantaran banjir tidak dilanjutkan. Sisa-sisa tebasan dibiar terendam. Saat pulang tak ada melihat asap maupun api.
Anak Sutarman telponTahar. Beritahu, ayahnya dibawa tentara ke PT SSS.
Tengku Dedi Susanto
Petani. Tak kenal Alwi tapi tahu ada PT SSS. Diajak Tahar merintis lahan Sabtu pagi. Berboncengan dengan Tengku Marjoni pakai sepeda motor. Tak semua jalan bisa dilewati pakai motor.
Rombongan perahu mesin tiba lebih awal dan bertemu dekat pos kemanan PT SSS, sambil menunggu empat orang lainnya. Kenal dua security yang berjaga namun lupa namanya.
Dapat kabar ada kebakaran dari Tengku Said Mochtar. Sebulan kemudian, bersama Marjoni lihat lokasi rintisan sambil mengembala kerbau. Tak ada bekas kebakaran. Sisa-sisa tebasan masih terendam air.
Kecuali 1,5 km dari lahan rintisan, nampak bekas lahan terbakar. Lihat garis polisi sekitar kebakaran itu.
Abu Samma Harahap
PNS di Kantor Camat Teluk Meranti. Sebelumnya Sekretaris Desa Kuala Panduk. Kenal Alwi karena satu marga. Ke lokasi rintisan pakai sepeda motor sendiri. Tiba paling akhir.
Diajak Tahar sehari sebelum berangkat saat ketemu di pasar. Abu sudah tahu lokasi dari Tahar sejak 2011. Meski tak ikut, saat itu ia beri uang beberapa kali pada Tahar. Total Rp 1,3 juta upah menebas.
Lahan milik desa. Pengakuan itu secara lisan karena masih masuk wilayah desa. Saat perintisan, lahan banjir dan tumbuh semak belukar. Lahan pertanian di Kuala Panduk selalu terkena banjir.
Letak pos jaga PT SSS di jalan Pemda. Masyarakat bisa lewat tanpa harus lapor karena jalan umum.
Usai zuhur, nampak kepulan asap dari arah barat Kuala Panduk. Empat hari setelah kebakaran, Camat Teluk Meranti menugaskan bantu pemadaman api di lahan PT SSS. Berangkat pakai mobil bersama Kasi Trantib. Bawa mesin pompa air dari kecamatan. Bantu pemadaman selama empat jam.
Perkiraan 2 hektar lahan PT SSS terbakar. Belum ada tanaman di lokasi terbakar. Berbatasan dengan Kecamatan Kerumutan.
Abu juga cek lokasi rintisan yang masih tergenang air. Sebulan kemudian kondisinya masih sama. Tak ada bekas terbakar. Tiap Sabtu dan Minggu selalu ke lokasi rintisan sambil gembala kerbau.
Pada 2018, lahan PT SSS juga pernah terbakar. Tapi Abu tak lihat bekasnya. Ia pernah katakan pada security di pos PT SSS, “orang yang tak dikenal jangan diberi izin masuk.”
Kuala Panduk pernah dapat penghargaan desa bebas api 2016-2017 dari RAPP. Masyarakat desa peduli serta menjaga tak terjadi kebakaran lahan.
Saksi Tengku Marjoni, Tengku Warlis, Tengku Zulkifli dan Tengku Darmawi diperiksa bersamaan. Keterangan mereka juga sama dengan saksi-saksi yang telah diperiksa diawal.
Sidang dilanjutkan Selasa 14 januari 2020.#Dicky Pangindra