Karhutla Karhutla PT SSS Karhutla PT SSS Terdakwa Alwi Omri Harahap

Eben dan Alwi Mengaku Lahannya Langganan Terbakar dan Peralatan Masih Kurang

Sidang ke-13 – Agenda Pemeriksaan Terdakwa

PN Pelalawan, Selasa 3 Maret 2020—Majelis Hakim Bambang Setyawan, Nur Rahmi dan Ria Ayu Rosalin memeriksa terdakwa PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS) yang diwakili Direktur Utama Eben Ezer Djadiman Halomoan Lingga dan Pjs Estate Manager Awli Omri Harahap. Keduanya saling beri kesaksian dan sekaligus diperiksa sebagai terdakwa.

Alwi bekerja di PT SSS sejak 2009. Mulanya sebagai pembina plasma. Eben mengangkatnya jadi Pjs Estate Manager dan Kepala Satgas Pencegahan dan Pengendalian Karhutla sejak 2014.

Alwi bertanggungjawab terhadap lingkungan, logistik, operasional, keamanan dan kegiatan perkebunan. Gaji Alwi tetap satu meski menyandang dua jabatan.

Saat dapat infrormasi kebakaran di lahan PT SSS, Alwi berada di kantor berjarak 6,5 kilometer ke titik kebakaran. Dia beritahu Eben yang kala itu berada di Jakarta. Eben perintah pastikan lokasi, cari tahu pelaku dan lapor polisi. Eben sendiri juga menghubungi Kasat Reskrim Polresta Pelalawan.

Alwi beritahu dan perintah timnya. Sembari siapkan peralatan. Alwi tiba di lokasi sekitar pukul 3 sore. Jalan kaki dari pos jaga ke titik kebakaran sekitar 1 kilometer. Eben sendiri baru meninjau lokasi pada 26 Februari 2019 sejak dapat informasi kebakaran pada 23 Februari.

Di sekitar lokasi tergenang banjir hampir 2 meter. Yang terbakar bagian rumput dan semak kering. Malamnya, api sempat padam dan terus didinginkan pagi harinya. Siang kembali membesar karena cuaca panas dan puting beliung.

Kata Eben, helikopter yang bantu padamkan dengan bom air juga turut menyebar bunga api semakin luas.

Di sekitar dan lokasi terbakar tidak ada sumber air. Regu pemadam kebakaran PT SSS gali tanah untuk dapatkan air sambil buat isolasi. Juga tidak ada menara pantau api dan pos jaga. Alat berat tiba di lokasi kebakaran pada 25 Februari karena melewati jalan tergenang.

PT SSS hanya memiliki 3 menara pantau api dan satu yang berfungsi atau sesuai standar. Embung juga tidak memenuhi jumlah dan ukuran. Juga punya satu drone. Eben mengakui, beberapa peralatan pencegahan dan pengendalian Karhutla masih kurang. Terutama perlengkapan individu personil seperti, helm; kacamata dan GPS.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pernah mengaudit ketersediaan peralatan Damkar PT SSS. Eben menyebut, sudah mengklarifikasinya. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura juga pernah menyatakan PT SSS belum mencukupi semua peralatan. Menara pantau api dan embung sama-sama dinyatakan masih kurang dan tidak penuhi standar. Eben berkilah, tak pernah dapat laporan ini.

“Menurut Dinas Lingkungan Hidup Pelalawan, peralatan kami sudah mencukupi. Dalam AMDAL tak disebut jumlahnya” kata Eben.

Eben mengatakan, prosedur pencegahan dan pengendalian Karhutla di lahannya sudah berjalan baik. Alwi dinilai juga menjalankan tugas dengan benar dan rutin beri laporan kegiatan termasuk kekurangan peralatan yang langsung dipenuhi perusahaan lewat Eben.

Lanjut Eben, kendala utama sejak PT SSS beroperasi, areal mereka diklaim masyarakat dan diperjual belikan. Sebagiannya dikatakan telah ditanami sawit, karet dan pinang. Lahan itu dimiliki atas dasar Surat Keterangan Tanah (SKT)  dan sudah ada yang Sertifikat Hak Milik (SHM). “Bahkan ada yang sedang mengajukan sertifikat tani mandiri.”

Luas lahan PT SSS 5604 hektar. Area yang sudah pelepasan 2900 hektar. Telah ditanami sawit 214 hektar. Pada 2019, PT SSS berencana tanam 400 hektar lagi. Separuhnya untuk plasma. Hamparan yang terbakar kata Eben, belum masuk rencana tanam.

Kata Eben, perusahaannya sudah melakukan upaya-upaya pencegahan. Tim mereka patroli darat dan udara dengan drone tiap satu jam, kecualai malam hari. Punya web deteksi dini. Meski begitu, mereka masih kekurangan regu pemadam kebakaran. PT SSS merekrut Masyarakat Peduli Api (MPA) desa setempat dan menggaji mereka.

Regu pemadam kebakaran PT SSS tidak pernah mendapat pelatihan dan pendidikan penanganan Karhutla dan tata cara penggunaan peralatan. Hanya dua orang yang punya sertifikasi itupun saat bekerja di PT Arara Abadi. Anggota Damkar PT SSS juga rangkap jabatan dengan pekerjaan lainnya.

Kebakaran di lahan PT SSS lebih satu bulan. Mereka dibantu BPBD, Manggala Agni, Kepolisian, TNI dan perusahaan di sekitar. Api benar-benar padam setelah hujan lebat. Eben menduga, kebakaran disebabkan oleh masyarakat yang merintis areal mereka pada pagi harinya. Eben tidak punya bukti untuk ini.

Eben mengakui, sejak 2016 lahan mereka selalu terbakar meski dengan luasan berbeda dan relatif kecil. Begitu juga pada 2017 dan 2018, selalu terbakar. Eben curiga dan merasa aneh karena, kebakaran itu terjadi ketika perusahaan hendak menanam.

Sejak jabat Senior Manager hingga Direktur Utama, Eben buat kebijakan buka lahan tanpa bakar, buat SOP pengendalian kebakaran, penambahan peralatan yang kurang, mengganti peralatan yang rusak dan beri insentif pada desa sekitar yang mampu cegah Karhutla. Eben juga buat kebijakan CSR, resolusi konflik dan ketenagakerjaan.

Sidang dilanjutkan pada Selasa 10 Maret 2020. Majelis hakim akan laksanakan pemeriksaan setempat atas usulan penasihat hukum terdakwa. Penuntut umum sebenarnya menolak karena, kebakaran sudah hampir satu tahun dan kondisi lahan tentu telah berubah. Lagi pula, kata penuntut umum, pembuktian mereka sudah cukup.#Suryadi

About the author

Nurul Fitria

Menyukai dunia jurnalistik sejak menginjak bangku Sekolah Menengah Atas. Mulai serius mendalami ilmu jurnalistik setelah bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa Bahana Mahasiswa Universitas Riau pada 2011. Sedang belajar dan mengembangkan kemampuan di bidang tulis menulis, riset dan analisis, fotografi, videografi dan desain grafis. Tertarik dengan persoalan budaya, lingkungan, pendidikan, korupsi dan tentunya jurnalistik.

Video Sidang

 

Untuk video sidang lainnya, sila kunjungi channel Youtube Senarai dengan mengklik link berikut Senarai Youtube