Sidang ke-2 – Agenda: Pemeriksaan Saksi
PN Rengat, Senin 16 Maret 2020—Majelis Hakim Darma Indo Damanik, Omori Rotama Sitorus dan Maharani Debora Manullang, kembali menggelar sidang pidana lingkungan hidup—kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)—terdakwa PT Tesso Indah diwakili Direktur Utama Halim Kusuma dan Asisten Kepala Sutrisno.
Sidang dihadiri Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Rengat Jimmy Manurung, Rionald Febri Rinando dan Febri Erdin Simamora. Para terdakwa masih didampingi Penasehat Hukum Patar Pangasihan; Herbet Abraham P dan Oky Faurianza.
Penuntut umum menghadirkan 10 saksi. Dua dari Polres Pelalawan dan sisanya karyawan Tesso Indah. Majelis hakim periksa mereka satu persatu.
Dedi Sudirka—Personil Polres Pelalawan
Ia ke lokasi terbakar hari kedua setelah dapat laporan dari perusahaan. Bantu pemadaman bersama 30 orang personil lainnya di Suaka Margasatwa Kerumutan. Ditambah anggota TNI, BPBD dan BKSDA Riau. Itu bersempadan dengan Blok T lahan Tesso Indah, dibatasi kanal 4-5 meter. Sumber air untuk pemadaman dari kanal tersebut.
Api meloncat ke lahan perusahaan sekitar 20 meter dari titik Dedi memegang slang. Katanya, perusahaan memadam di areal mereka sementara personil lainnya fokus di hutan Kerumutan. Dia tidak melihat aktivitas pemadaman oleh perusahaan karena tertutup asap tebal. Dia sempat kesulitan bernafas selama pemadaman. Perusahaan bantu konsumsi personil di lapangan.
Hari ketiga, Dedi kembali ke lokasi dan menemukan sejumlah kayu hasil tebangan dan beberapa pondok dalam hutan lindung kerumutan. Dia minta perusahaan bawa alat berat dan buat sekat kanal untuk menutup alur menghanyutkan kayu. dia juga memusnahkan kayu-kayu dan pondok tersebut.
Kenang Dedi, api sulit dipadamkan dan cepat meluas. Cuaca panas dan angin kencang. Api padam setelah hujan lebat. “Kalau tak hujan tak terkendali.”
Setelah api padam, Dedi kembali ke lokasi dampingi Penyidik Polda Riau. Asisten Kepala Sutrisno juga turut menemani. Mereka cek lahan terbakar, embung dan menara api dekat kantor Tesso Indah. Saat itu baru dia tahu, lahan Tesso Indah yang terbakar di Blok T dan N, Desa Rantau Bakung. Sebagian telah ditanami sawit .
Bona Simanungkalit—Personil Polres Pelalawan
Bona bantu pemadaman satu hari, tepatnya di Blok T. Dia pegang slang. Peralatan saat itu dari BPBD Riau dan Polres Pelalawan. Dia tak lihat karyawan perusahaan saat pemadaman dan tak lihat alat berat. Jarak pandang 100 meter kala itu. Kebakaran juga di hutan Kerumutan.
Paska kebakaran, Bona tiga kali ke lokasi temani penyidik dan ahli. Kebakaran di Blok T 18, 19 dan 20 kemudian Blok N 14, 15, serta 16. Masih ada asap dibeberapa titik bekas kebakaran. Blok T yang terbakar semak belukar sedangkan Blok N telah ditanam sawit dan terbakar merata. Halim Kusuma mengatakan, Blok T sebenarnya ada tanaman sawit tapi, tidak terawat.
Asmuri—pekerja kontrak, Penjaga Keamanan Areal
Asmuri tergabung dalam regu 2 bersama Dian Prayogi. Bertanggungjawab menjaga keamanan lahan salah satunya dari kebakaran. Dia tiba di lokasi sekitar pukul 15.00, Senin 19 Agustus 2019. Katanya, api pertama diketahui pukul 10.30 oleh regu pertama. Asmuri dan Dian bawa dua mesin mini striker. Mereka tidak menggunakan pelindung diri meski katanya, perlengkapan itu ada.
Kebakaran pertama di hutan Kerumutan dan melompat ke Blok T 19 sekitar pukul 17.00. Mereka padamkan 24 jam. Semua karyawan Tesso Indah dikerahkan. Bantuan dari BPBD, Polri, TNI dan Manggala Agni datang hari kedua. Alat berat perusahaan datang juga hari itu ditambah dua mesin shibaura. Perusahaan menanggung semua konsumsi tim yang memadamkan api.
Tak ada embung di sekitar lokasi. Mereka ambil air dari dalam kanal yang membatasi Blok T dan Hutan Kerumutan. Lebarnya sekitar 3 meter. Kata Asmuri, embung hanya ada di Blok R dan S. Asmuri mengaku pernah dapat pelatihan penanganan Karhutla dari Manggala Agni. Tapi tidak semua karyawan pernah dapat pelatihan yang sama.
Api padam setelah tiga hari. Blok T 19 terbakar 30 hektar, T 18 sebagian terbakar dan T 17 separuh terbakar. Blok T terbakar sempat ditanami sawit tapi tidak produktif, tidak terawat dan jarang dipanen.
Setelah di sana padam, api kembali muncul di Blok N pada 26 Agustus 2019. Semua karyawan kembali dikerahkan di sini. Tiga hari juga baru padam. Asmuri tak tahu sumber api yang membakar blok ini.
Asmuri merasa, dua orang tidak cukup mengamankan areal Tesso Indah di Rantau Bakung. Menara api juga hanya ada satu.
Eko Prakoso—Pegawai Kontrak, Pemanen
Eko Prakoso berada di regu satu bersama Revalza. Mereka kebetulan sedang patroli sambil bawa parang, cangkul dan ember, Senin 19 Agustus 2019. Mereka pertama kali lihat api di sekitar Hutan Kerumutan pada pukul 10.30. Eko lapor Komandan Regu (Danru). Keduanya langsung memadamkan api dengan mengambil air di kanal menggunakan ember yang dibawa.
Beberapa jam kemudian, Danru, Asisten Kebun Sutrisno dan beberapa orang karyawan datang bawa dua mesin mini striker. Api menjalar pertama kali di lahan Tesso Indah Blok T 20 yang sempadan dengan Kerumutan sekitar pukul 17.00. Hari kedua pemadaman ditambah dua mesin shibaura. BPBD Riau juga memadamkan dengan helikopter.
Api padam di Blok T setelah tiga hari. Pada 26 Agustus 2019, api muncul di Blok N dan menghanguskan Blok N 16, 17 serta 18 selama tiga hari. Semua karyawan juga dikerahkan di sini berikut peralatan pemadam dan alat berat.
Eko tidak tahu jumlah peralatan pemadam kebakaran di gudang Rantau Bakung. Ada 20 personil pemadam kebakaran di areal ini. Menara pantau api disediakan teropong. Kata Eko, Asisten Kebun Sutrino bertanggungjawab terhadap areal ini. Dia yang berhak perintah kerahkan peralatan ketika kebakaran.
Dian Prayogi—Pegawai Kontrak, Penjaga Keamanan Areal
Dia kerja di Tesso Indah sejak 2015. Tugasnya sama seperti Asmuri. Mereka biasa patroli bawa parang dan ember, meski cuaca hujan maupun panas. Hari pertama kejadian belum masuk kerja. Danru mengubunginya beritahu kebakaran dan menuju lokasi sekitar pukul 15.30 hanya membawa ember. Bantu pemadaman tanpa pakaian pelindung alasannya, pakaian itu berat.
Di sana sudah ada beberapa rekannya yang mulai memadamkan lebih awal. Termasuk Danru dan Asisten Kepala. Dia bantu pegang slang air. Dua mesin mini striker sudah ada di lokasi. Dian pernah iktu pelatihan oleh BPBD tapi tidak ada sertifikat.
Katanya, tak ada embung di lokasi pertama terbakar. Embung ada di Blok R dan S. Air diambil dari kanal. Dia bantu pemadaman sampai pagi. Pulang ke rumah sebelum api padam. Kembali lagi ke lokasi keesokan harinya.
Pengakuannya, sebelum 2019, lahan Tesso Indah juga pernah terbakar. Gudang penyimpanan peralatan di Blok N 12. Jarak dari sana ke Blok T cukup jauh, sekitar 5 kilometer. Api di Blok T padam pada 21 Agustus 2019. Api di Kerumutan masih menjalar. Alat berat buat sekat atau isolasi di lokasi terbakar.
Dian merasa peralatan cukup dan saat itu tak ada kendala air. Regu pemadam juga didatangkan dari Pasir Ringgit, kebun Tesso Indah di areal lain.
Eko Kurniadi—Pegawai Kontrak, Kepala Gudang
Eko kerja sejak Maret 2019. Saat pertama kebakaran, dia kebetulan berada di gudang peralatan pemadam kebakaran. Asisten Kepala Sutrisno mengabarinya sekitar pukul 11.30. Eko siapkan mesin mini striker, parang, cangkul, ember dan pelindung badan. Dia mengantar langsung ke lokasi sekaligus bantu pemadaman.
Hari kedua, Eko siapkan mesin shibaura dan langsung diangkut Eko Prakoso. Mesin shibaura dan mesin robin dari Pasir Ringgit juga dikerahkan di Blok T. Termasuk sejumlah regu pemadam kebakaran dari sana.
Alat berat juga turun hari kedua. Buat sekat dan isolasi. Setelah padam, peralatan itu kembali dikerahkan di Blok N yang mulai terbakar pada 26 Agustus 2019. Kerumutan disebut, masih menjalar api.
Menurut Eko, api padam juga berkat bantuan BPBD, TNI dan Polri. Personil ini menggunakan peralatan sendiri termasuk helikopter untuk pemadaman udara. Konsumi mereka turut dibiayai dan dipenuhi perusahaan.
Kata Eko, hanya itu peralatan yang tersedia di kebun Rantau Bakung. Dia tidak mengerti standar jumlah peralatan yang harus tersedia di sebuah areal perkebunan. Eko mengaku, rutin mengecek peralatan satu minggu sekali dan mengganti oli mesin satu bulan sekali. Belum ada peralatan yang rusak. Menara pantau api hanya ada satu.
Revalza—Pegawai Kontrak, Pembantu Kemanan
Pertama mengetahui kebakaran bersama Eko Prakoso, langsung beritahu Danru. Mereka berdua saat itu patroli di Blok T. Katanya, api dari Kerumutan dan berjarak 50 meter dari lahan Tesso Indah. Menunggu bantuan datang, mereka langsung memadamkan api dengan ember. Ambil air di kanal dan bolak-balik menyiram api. Mereka juga mencangkul dan merintis semak yang terbakar dengan parang.
Bantuan datang sekitar pukul 11.30 dengan dua mesin mini striker. Api menjalar ke Blok T 20 pukul 17.00. Hari berikutnya ditambah mesin shibaura dan dibantu personil BPBD, TNI maupun Polri. Pemadaman juga dengan helikopter. Revalza bilang, cuaca saat itu panas dan angin kencang. Helikopter menambah laju bunga api menyebar ke lokasi lainnya.
Revalza tiga hari di lokasi kebakaran sampai api padam. Konsumsi mereka termasuk personil BPBD, TNI dan Polri ditanggung perusahaan. Revalza mengaku, dapat uang lembur selama memadamkan api. Dia tidak bantu pemadaman di Blok N karena, setelah api padam di Blok T, dia izin ke Asisten Kepala Sutrisno untuk ikut pacu jalur di Kantan Singingi.
Revalza sebut, hanya 5 orang pegawai perusahaan pernah mengikuti pelatihan dan pendidikan antisipasi Karhutla. Selain dirinya, Herman, Eko Prakoso, Dian Prayogi dan Asmuri. Diajarkan cara pegang nozzle, semprot air dan matikan mesin. Peralatan pelatihan dari BPBD. Mereka mengajarkan pegawai lainnya saat kebakaran terjadi.
Kebun Tesso Indah di Rantau Bakung hanya ada satu menara. Tapi, kebakaran pertama kali tidak diketahui oleh petugas karena tidak ada orang di atasnya. Kata Revalza, paska kebakaran perusahaan berencana hendak menambah 4 menara lagi.
Herman Suanto—Sekuriti
Dia hanya tahu kebakaran di Blok N. Sebelum kebakaran, Herman bersama rekannya jaga malam di Pos 1 Blok P 6. Sekitar pukul 7.00, Danru memerintahnya naik ke atas menara. Herman pergi dengan sepeda motor. Dari atas, dia melihat kepulan asap di Blok N, sekitar 7 kilometer dari pos jaga. Herman kembali dan mengabari Danru. Dia diminta pulang dan beritahu anggota lain.
Herman sempat sarapan dan kembali ke lokasi terbakar sekitar pukul 9. Sekitar 20 orang tim pemadaman sudah bekerja di sana dengan satu mesin shibaura dan dua mini striker. Herman bantu tarik slang dan semprotkan air. Hanya tiga jam dia bantu dan setelah itu pulang lagi.
Herman pernah ikut simulasi pemadaman Karhutla di kebun Tesso Indah areal Pasir Ringgit. Dia belajar menggulung slang, cara membawanya lari dan melempar slang. Dalam kontraknya sebagai sekuriti, Herman tak ada kewajiban bantu pemadaman. Dia hanya digaji sesuai kontrak. Selain jaga pos, sekali-kali juga patroli dengan sepeda motor tanpa bawa peralatan.
Bilahi Rahim—Danru Tesso Indah
Setelah dapat informasi kebakaran dari Revalza, Rahim beritahu Asisten Kepala Sutrisno. Pesan itu kemudian sampai pada seluruh karyawan. Semuanya dikerahkan bantu pemadaman. Dua mesin mini striker, cangkul, parang dan ember dibawa. Rahim mengaku, panik. Tim memadamkan sendiri-sendiri. Hari kedua dibantu BPBD, TNI dan Polri.
Blok T 18, 19 dan 20 hangus terbakar. Di atasnya ada tanaman sawit tidak produktif dan kurang terawat. Panennya pun sekali-kali. Sedangkan kebakaran di Blok N dibertahu Sutrisno. Yang terbakar di sana, Blok N 14, 15 dan 16. Juga ada tanaman sawit di atasnya.
Kebun Rantau Bakung luasnya 2.400 hektar. Terdiri dari 9 blok. Blok L sampai T. Untuk menjaga areal ini, Rahim dibantu enam sekuriti dan empat penjaga keamana areal. Sebelum 2019 sempat ada 15 sekuriti. Hanya ada satu menara di kebun ini. Dijaga satu orang dan bergantian tiap 2 jam sekali. Petugas patroli hanya bawa ember.
Kebun Rantau Bakung juga pernah terbakar sebelum 2019. Peralatan di sana hanya ada dua mesin mini striker dan satu sibahura. Terdapat beberapa papan larangan dan informasi rawan kebakaran. Informasi kebakaran pertama kali didapat dari sambungan telpon. Pemadaman dibantu regu Kebun Pasir Ringgit termasuk sejumlah peralatan. Kebun Pasir Ringgit beda penanggungjawab.
Surya Purnama—Estate Manager Kebun Pasir Ringgit
Saat kebakaran di Kebun Rantau Bakung, Senin 19 Agustus 2019, Surya berada di Kebun Pasir Ringgit. Sutrisno minta bantuannya untuk menangani kebakaran. Bantuan dikerahkan pada hari kedua. Satu unit mesin shibaura dan 14 orang regu pemadam kebakaran Pasir Ringgit. Sepuluh diantaranya sudah terlatih.
Kebun Pasir Ringgit tersedia 1 mesin shibaura, 2 mini striker dan 1 mesin robin. Manajemen kebun ini sudah melakukan pelatihan dan pendidikan antisipasi serta penanganan Karhutla. Instruktur pelatihan langsung dari BPBD, TNI dan Pemda setempat.
Meski begitu, lahan di Pasir Ringgit juga terbakar 40 hektar pada 2019 dan juga dibantu regu Kebun Rantau Bakung selama pemadamannya. Masalah ini, kata Surya, sedang ditangani Gakkum LHK. Dia telah diperiksa. Luas Kebun Pasir Ringgit 3.108 hektar dan telah ditanami sawit seluruhnya.
Surya mengetahu ada himbauan dari pemerintah untuk antisipasi Karhutla. Mereka telah buat sekat kanal dan menambah peralatan sejak 2017. Termasuk perlengkapan pelindung badan seperti helm dan sepatu.
Sidang dilanjutkan, Senin 23 Maret 2020.#Suryadi