PT JJP PN Rohil, 17 Oktober 2016. Sidang mulai pukul 10.15, sidang perkara kebakaran hutan dan lahan PT Jatim Jaya Perkasa (JJP) kembali berlanjut. Penuntut Umum menghadirkan Dani Murdoko bertugas di kantor PT JJP di Jakarta. ia memiliki hubungan pekerjaaan dalam satu perusahaan tapi dalam department yang berbeda.
Dani menjabat kepala bagian umum, ia bertugas untuk memberikan support kepada tim dilapangan seperti mengeluarkan seluruh izin-izin, “Jika ada konflik dengan masyarakat, ketika ada masalah sosial dengan masyarakat juga hubungan antara PT JJP dengan Pemerintah merupakan tanggung jawab saya,” kata Dani. Selain itu ia melaporkan hasil kerjaan pada direktur utama saat itu Alm. Zainal Abidin. “Laporan secara tertulis hanya setahun sekali tapi laporan rutinitas lewat telepon atau jika ada masalah bisa konfirmasi langsung pada direktur utama.”
Selama menjabat, Dani pernah dapat laporan dan menyaksikan bahwa ada lahan PT JJP terbakar pada 10 Juli tahun 2013. merasa punya tanggung jawab, Dani langsung turun kelapangan untuk memastikan kesiapan tim pemadam kebakaran. 10 Juli 2013, Dani berangkat dari dari Pekanbaru menuju Duri. pagi hari Dani menuju lokasi kebakaran. “Saat itu TNI serta POLRI disiagakan untuk membantu untuk memadamkan api,” ujar Dani.
Di lokasi PT JJP ia melihat hampir semua lahan sudah terbakar, “Sekitar 80 persen lahan yang terbakar, ada 1 truck cold diesel sudah terbakar,” kata Dani. Menurutnya api saat itu belum masuk dalam areal PT JJP. Lalu Dani lakukan tindakan untuk mengerahkan tim siaga di lokasi dan alat yang akan digunakan telah disiapkan dilapangan.
PT JJP saat kebakaran kerahkan alat pemadam membantu pemadaman di lahan masyarakat yang terbakar, “PT JJP tidak memliki tim pemadam kebakaran khusus, seluruh dari tim pemadam kebakaran sebenarnya karyawan dari PT JJP itu sendiri yang merangkap sebagai pemadam kebakaran yang dilatih dengan kerja sama manggala agni yang mengajarkan teknik pemadam kebakaran,” kata Dani. Setelah semua berjalan sesuai prosedur pemadaman api, Dani kembali ke Jakarta, Seminggu kemudian ia mendapat berita dari GM Edison bahwa api sudah menyebrang memasuki lahan PT JJP sekitar 20 Hektar. Ketika mendengar itu, Dani langsung menyampaikan ke pimpinan PT JJP untuk melakukan 3 hal, melaporkan kejadian tersebut kepada intansi terkait seperti kepolisian dan kepala desa setempat, kerahkan semua kekuatan untuk memadamkan api yang belum padam, lalu mencaritahu masyarakat sekitar yang mempunyai kebiasaan berladang sekitar lahan terbakar. “Saya mendapat interuksi tersebut melalui telepon,” ucapnya.
Dani mengirim surat ke kantor regular office PT JJP di Pekanbaru. Dari Jakarta, Dani segera melakukan inspeksi kelapangan mengenai kebakaran yang telah terjadi. 27 Juni Dani menuju Padang karena pesawat tidak bisa mendarat di Pekanbaru karena asap saat itu ganggu penerbangan. Esoknya Dani menuju lokasi kebakaran lagi. Di lokasi ia mengakatakan penyebab api yang membentuk seperti lorong. Ada 3 hal, pada seminggu saat kejadian Dani sudah kelapangan untuk melihat apakah kanal-kanal blok sudah ditutup apa belum dengan maksud untuk memberikan kelembapan yang lebih pada lahan, namun batas blok S dan blok T adalah jalan. “Yang namanya jalan tidak mungkin terbakar dan posisi jalan tetap kering meski air dinaikan,” kata Dani.
Menurutnya api datang dan mencari benda yang kering. ketika ada api dipangkal lahan ada tekanan angin arah selatan kemudian kiri dan kanan ada pokok pohon kelapa sawit dengan ketinggian sekitar 8 meter sehingga seperti terbentuk sebuah lorong. Maka itu api berbentuk lorong dan dalam proses pemadam kebakaran tim melakukan tindakan isolasi dengan cara menggiring api sampai keujung. Maka dipangkal pasti api lebih lebar dari pada ujungnya. PT JJP terbagi 3 kebun, yaitu kebun Sei Rokan, kebun Simpang Damar dan kebun Sei Bangko. Lahan yang terbakar pada kebun sei rokan.
JPU akan menghadirkan 3 orang saksi fakta unuk minggu depan. Sidang ditutup dan dilanjutkan pada Senin tanggal 24 Oktober 2016. #RCTdefri
