PN SIAK, 23 APRIL 2018 – Majelis Hakim Ketua Lia Yuwannita didampingi bersama dua hakim anggota Dewo Hesti dan Risca Fajarwati kembali membuka sidang perkara pidana terkait kasus kebakaran hutan dan lahan dengan terdakwa PT Triomas Forestry Development Indonesia (TFDI) yang diwakili Supendi sebagai Direktur dan didampingi penasehat hukum . agenda sidang kali ini mendengarkan keterangan saksi ahli yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu Aristya Anditama dari BMKG dan Azwar Maas sebagai ahli ilmu tanah, masing-masing diperiksa secara bergantian
Pertama saksi Aristya Anditama yang masih bertugas di Pekanbaru di Tahun 2014, dimana saksi yang bertugas pokok yaitu menganalisa cuaca dan iklim yang berhubungan dengan keselamatan manusia dan secara spesifik ialah memberikan informasi ke publik seperti adanya puting beliung,banjir, kekeringan dan juga kebakaran hutan dan lahan
Pada awal tahun Januari tahun 2014 sudah mendapatkan curah hujan, bahwa di Riau memiliki musim yang unik yang polah hujanya adalah equatorial yang mempunyai 2 puncak musim hujan dan 2 musim puncak kemarau. Puncak marak puncak musim kemarau sering terjadi Januari dan Februari dan puncak kemarau ke 2 terjadi Juni,Juli dan Agustus dan puncak musim hujan pertama dibulan April dan puncak musim hujan ke 2 November
Bmkg sendiri mempunyai alat penakar hujan yang sejumlah 150 unit dan dibantu oleh radar cuaca dann satelit cuaca. Memakai satelit tera aquah setelah tahun 2013 yang sebelum nya mengunakan satelit noah
Ditahun 2014 sebelumnya terjadi kebakaran, untuk indikator kebakaran hutan dan lahan kami menyampaikan sebuah informasi atau peringatan dini yang berupa seperti undang media dan menyurati kabupaten kota, dan bahwa ahwa didaerah siak untuk januari tahun 2014 bahwa cuaca nya sudah mulai menurun dan Februari curah hujan nya juga minim dan maret 2014
Untuk pantauan bmkg sendiri selama bulan Februari di Kabupaten Siak bahwa ada 57 titik panas dan dibulan Maret ada 69 titik dengan menugakan satelit aqua dan tera yang masih dengan tingkatan kabupaten
Di Siak sendiri ada 9 titik pos pengamatan hujan; didayun,kerinci kanan,koto gasip, minas, sabak auh, kuala, sungai apit, pusako dan lubuk dalam. Menurut data kami januari, februari dan maret dominan angin dari arah timur dan berveriasi dari arah timur laut, dan kalau angin timuran itu sifat nya kering atau membawa masa udara kering beda dengan angin baratan bahwa masa udara nya basah.
Saat februari tahun 2014 Disiak sendiri jarak pandangan terhadap kabut asap maksimal adalah 200m dan dibulan maret sudah agak membaik 80m “ujar saksi ahli
Dan dilanjutkan pemeriksaan saksi kedua, ahli Azwar Maas yang melakukan pengambilan sampel bersama Ibnu susillo untuk diperiksa atas kerusakan tanah dan atas adanya dugaan tindak pidana di PT TFDI pada saat bulan November tahun 2014 setelah terjadinya kebakaran yang dikecamatan Sungai Apit
Pada saat kelapangan saksi masih melihat ada bekas terjadinya kebakaran. Ada 3 blok daerah yag terbakar dan saksi ahli juga mengatakan bahwa disana adalah tanah gambut, dan pengambilan sampel ada 3 titik; yang pertama di blok C-15, blok C-17 dan E-18 sebagai lahan yang tidak terbakar untuk tanah kontrol.
Dengan adanya kebakaran tanah gambut yang terjadI di PT TFDI ini, apakah tanah itu telah mengalami kerusakan hasil dari yang telah diambil sampelnya pada saat bulan November tersebut?” tanya jaksa penuntut umum
Dari segi kerusakan emang iya, bahwa itu telah rusak karena berhubungan dengan pemerintah nomor 4 tahun 2001, dan itu terbakar dan telah menghilangkan gambut yang terbakar dan sisa nya itu adalah abu “jawab ahli Azwar Maas
Dampak linkungan terhadap terjadinya kebakaran saya tidak tau persis ini dulunya hutan atau bukan, kalau dia hutan maka tanaman disana sangat rentan, dia satu tanaman dengan tanaman lain saling memberikan nutrisi dan kemudian juga disana ada hewan-hewan yang interaksi bersama. Dan ketika ini terbakar maka sumber yang berputar tadi tidak ada lagi dan fauna tadi gk tau kemana, apa mungkin ikut terbakar, jadii aspek lingkungan itu yang aturan nya lestari dalam siklus yang tertutup dan ini menjadi siklus yang terbuka dan itu dipercepat terjadinya kebakaran dan lari semua.
Tanah gambut yang telah terbakar tidak mungkin dapat dikembalikan, karena gambut dari hutan alam dihutan maka itu bahan gambut nya dari dasar adalah hutan alam, pohon tua yang tumbang kerawa dan terjadi perombakan dan sisa nya potongan kayu, dan apabila potong kayu telah diambil gambut itu tidak akan ada lagi apalagi dengan dibakar semua lahannya
Kenapa gambut harus diselamatkan? Karena gambut adalah cadangan air segar untuk anak cucu kita kedepan nya dan itu yang akan hilang apabila terjadinya kebakaraan, dan permukaan gambut tidak boleh ada penurunan 35cm dalam kurun waktu selama 5 tahun
Dan terjadinya kebakaran saya yakin bahwa itu adalah ulah manusia dan tidak mungkin karena gesekan daun dan tidak munfkin juga karena halilintar karena halilintar itu adanya dimusim hujan dan tidak mungkin ada nya halilintar dimusim kemarau
Dan sidang pun usai akan dilanjutkan minggu depan yang akan menghadirkan 3 saksi ahli #yusufsenarai